Sejarah RT Kita

9 Agustus 2018
Tak hanya Indonesia saja yang punya sejarah panjang, RT kitapun tak kalah heroiknya dalam hal awal mula keberadaannya.

Dengan mengerahkan segala daya ingat serta imajinasi, saya mencoba merangkaikannya secara spesial untuk pembaca setia mawar3.com dan generasi muda RT kita tercinta.

Jaman dahulu kala sekitar tahun 1986 Masehi, wilayah RT kita ini hanya seperti negara bagian yang tak punya daya. Kita masih ada dibawah kekuasaan RT lain yang wilayahnya seluas RW X. Jadi pada saat itu RW X baru berupa RT.

RT kita menjadi wilayah terakhir yang masuk di RT itu sehingga dalam banyak hal kita cuma monat manut saja. Jaga siskamling wilayahnya seluas itu. Kalau ronda mulai dari jalan Sawojajar, Madukoro, Mawar dan Melati. Plongkowati belum dibangun.

RT kita terbentuk bukan hadiah dan tidak secara kebetulan, tapi diperjuangkan oleh pendahulu2 kita. Masih teringat waktu itu, jaman RT kita masih nggabung RT lain, tiap Agustusan kita sering dicurangi. Karena saat itu warga kita tidak ada yang jadi pejabat RT, maka penentu kebijakan datangnya dari orang2 Sawojajar dan Madukoro. Kalau lomba tujuhbelasan yang jenis tidak terukur dapat dipastikan kita kalah. Misal pertandingan senam, karaoke, lomba kebersihan dan sejenis itu (yang penilaiannya ditentukan oleh juri) kita tak pernah menang karena jurinya sudah dibuat sedemikian sesuai selera pengurus RT saat itu.

Nama jalanpun saat itu diupayakan dengan penuh perjuangan. Saat masih bergabung dengan RT lain, jalan Mawar Melati aslinya masih menggunakan nama tempat pewayangan seperti jalan lainnya yang terasa asing ditelinga. Jalan Mawar semula bernama Wukir Retawu, Jalan Melati bernama Klampis Ireng. Nama yang aneh, lucu dan bikin mendem warga, apalagi saat itu komunikasi dan informasi masih menggunakan jasa Pos. Tiap kali kita memberi alamat ke orang lain atau saudara, begitu kita menyebut Klampis Ireng atau Wukir Retawu, mereka pasti mengernyitkan dahi lalu tertawa.

Penggantian nama jalan tersebut prosedurnya berbelit2 karena terikat oleh numenklatur peta yang ada di desa. Belum lagi tentangan kuat dari pejabat terdahulu yang memberi nama dan sangat mendewakan pewayangan.

Begitu kita membentuk RT baru yaitu RT 4 ini, maka para tokoh RT saat itu berembug dan bersepakat untuk mengganti nama jalan menjadi Jalan Mawar dan Melati, terinspirasi oleh syair lagu yang berbunyi “Mawar Melati, semuanya Indah”.

Pengurus RT yang pertama kali adalah Pak Muhjidin Adam sebagai Ketua (rumahnya di Jl. Mawar 8 yg sekarang jadi Primagama), Sekretarisnya Pak Andi Marnadi (Mawar 5) dan Bendaharanya Pak Rendah Pujiono (rumahnya di Melati yg sekarang ditempati Bu Ana). Posisi saya waktu itu Seksi Pemuda Olahraga, Pak Didin Samsudin seksi keamanan.

Kepengurusan itu bertahan cukup lama dan yang menjabatpun fine2 saja. Setelah itu lalu terjadi pergantian kepengurusan secara periodik.

Ketua RT yang saya ingat adalah...
Pak Muhjidin Adam (almarhum), Pak Gunarso Agus Kuncoro almarhum (pernah jadi Camat Patebon), Pak Kaswin (sekarang menjabat sekretaris koperasi), Pak Edi Suparno, Pak Kurdi dan Pak Eko Waluyo. Pak Muhjidin Adam termasuk salah satu tokoh pendiri Musholla Al Huda.
(mungkin ada ketua RT yg kliwatan saya sebut karena lupa)

Saya sendiri pernah jadi sekretaris RT jaman ketuanya Pak Muhjidin dan Pak Kaswin. Tapi pejabat yang paling bertahan adalah Pak Didin (seksi keamanan), Pak Muksin (Seksi Pembangunan) dan Ustadz Mahmud Yusuf alias UMY sebagai Kesra saklawase...

Selain saya, warga RT yang tinggalnya termasuk sejak awal dan setia sampai sekarang adalah Pak Didin Samsudin, Pak Andi Marnadi (keduanya sudah ada ketika saya masuk Purin, lalu Pak Muksin, Pak Mahmud Yusuf, Pak Haryono, Pak Nur Abidun. Melati Selatan belum ada bangunannya, tetapi rumah Pak Winarno malah sudah ada dan cukup lama berdiri sendirian tanpa tetangga.
Jadi untuk jalan Mawar, penghuni pertama yang bertahan sampai sekarang adalah Pak Andi Marnadi, jalan Melati adalah Pak Didin Samsudin sedangkan cikal bakal jalan Flamboyan adalah Pak Winarno. Setelah itu barulah terjadi perkembangan yang signifikan hingga seperti RT 4 yang kita lihat sekarang ini.

Kalau Museum Rekor Indonesia (MURI) tau, mungkin RT kita akan dicatat sebagai RT yang paling banyak camatnya. Saya yakin 1000% belum ada yang menandingi dalam 1 RT dihuni oleh demikian banyak Camat. Warga RT 4 yang pernah jadi Camat antara lain Pak Kristanto, Pak Gunarso Agus Kuncoro, Pak Edi Suparno, Pak Kurdi, Pak Winarno dan Pak Subuh Harsono. Semoga akan banyak generasi muda RT 4 yang akan jadi Camat berikutnya...

Koleksi foto kegiatan RT tahun 90 an sedang saya cari di hardisk komputer saya yang sudah saya museumkan di gudang. Komputer yang berjasa membantu kerja saya saat jadi sekretaris RT. Semoga datanya tidak jamuren
ditulis oleh

untuk mawar3.com
Postingan ini dilengkapi fasilitas pengaturan jenis dan ukuran font.
Pilih dan atur sesuai selera agar nyaman di mata. Terima Kasih.

1 komentar :

  1. Perkembangan selanjutnya,rt 4 sudah banyak dihuni para pensiunan, jl Mawar PMarsudiyanto, P Kristanto,Jl Melati P Didin, P Kaswin, P Edy, P Mahmud Y, P Haryono, P Kurdi, Jl Plamboyan P Subuh Harsono. Mungkin masih ada yg klewatan. Jadi sdh layak disebut kampung pensiunan.

    BalasHapus

Random Post

Back to top

Sugeng

Selamat
Hari

Have
a nice day

~mars~